-->

10 Alasan kenapa PalangkaRaya layak jadi Ibukota Indonesia

--KODE IKLAN ADSENSE HASIL PARSE UNTUK TAMPILAN PC--
--KODE IKLAN ADSENSE HASIL PARSE UNTUK TAMPILAN PC--
Belakangan ini begitu ramai terdengar kabar bahwa Ibu kota Indonesia akan di pindahkan. Pemerintah melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas dalam tahap menyelesaikan kajian pemindahan Ibu Kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan pada 2017. Sesuai rencana, pemerintah menargetkan bahwa akan rampung di tahun 2018.


Dari sekian banyak kota yang ada di Kalimantan, kota Palangkaraya adalah kota yang sering disebut-sebut akan menjadi pengganti Jakarta sebagai Ibu kota Indonesia.

Seberapa pantas Kota Palangkaraya menjadi kandidat kuat sebagai calon Ibu kota Indonesia??

1. Luas Wilayah Palangkaraya 3 kali lipat luas Jakarta


Dosen planologi Institut Teknologi Bandung, Krishna Nur Pribadi, menyebut rencana itu sangat wajar mengingat Kalimantan yang di luar wilayah gempa, serta jumlah penduduknya yang masih sedikit, tetapi lahannya masih sangat luas.
Penduduk Kalimantan yang masih sedikit dibandingkan dengan luas wilayahnya ini, menurut Krishna, membuat harga tanah rendah, sehingga sangat berpeluang untuk terus dikembangkan dan menarik orang untuk datang.

Palangkaraya sendiri luasnya 2.400 km², sementara wilayah yang terbangun itu baru 50 km persegi. Jadi, secara wilayah kota masih luas sekali untuk dibangun," tambah Wijanarka. Sedangkan jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km².

Sumber lain mengatakan bahwa Palangkaraya memiliki tanah yang luas. Luas Palangkaraya mencapai 2.678,51 km persegi. Sebagai perbandingan, luas Jakarta hanya 661,52 km persegi. "Luas Kalimantan Tengah saja dua kali luas Pulau Jawa. Jadi,sangat tepat bila Palangkaraya menjadi kandidat Ibukota yang paling layak. 



"Pulau Kalimantan itu penduduknya dua sampai empat juta orang. Sementara Jakarta itu bisa 10 juta orang. Ini sudah tidak benar. Menurut saya, kalau pembangunan terus dipusatkan di Jakarta... sudah tidak sehat," kata Krishna. 
Meskipun nama Palangkaraya kerap disebut, pemerintah menyatakan masih mempertimbangkan sejumlah pilihan kota, yang menurut Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, harus yang "paling suitable dan bagus".
Menurut Sugianto Sabran, kawasan dijadikan calon Ibu Kota Negara di Provinsi Kalimantan Tengah seluas 500 ribu hektar, meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Kabupaten Gunung Mas.
Jadi wajar saja jika kelak Palangkaraya menjadi ibukota Indonesia pasti akan sangat pesat perkembangannya karena luas area untuk pembangunan sangatlah memadai. (bbc)


2. Palangkaraya gerbang politisi antar Negara

Pulau Kalimantan dimiliki oleh tiga negara yakni Republik Indonesia, Federasi Malaysia (Sabah dan Sarawak), dan Kerajaan Brunei Darussalam, sehingga ada aspek politis yang mesti diperhitungkan. Dari segi percepatan pertumbuhan ekonomi, Kalimantan, terutama Provinsi Kalimantan Tengah, pasti diuntungkan. Hal ini sudah pernah dituturkan oleh Agustiar Sabran.


3. Sungai Kahayan secantik sungai-sungai di Eropa.....

Jakarta yang punya Ciliwung, Palangka Raya juga punya Sungai Kahayan. Presiden Soekarno ingin memadukan konsep transportasi sungai dan jalan raya (darat), seperti di negara-negara lain. 

Soekarno ingin Sungai Kahayan secantik sungai-sungai di Eropa. Di mana warga dapat bersantai dan menikmati keindahan kota yang dialiri sungai.
“Janganlah membangun bangunan di sepanjang tepi Sungai Kahayan. Lahan di sepanjang tepi sungai tersebut, hendaknya diperuntukkan bagi taman sehingga pada malam yang terlihat hanyalah kerlap-kerlip lampu indah pada saat orang melewati sungai tersebut,” kata Presiden Soekarno. (sinarharapan)


4. Sebagai Sentra Pemerintahan yang Tepat

Dari segi pertahanan pun Palangkaraya dinilai paling pas menjadi sentra pemerintahan. "Daratannya yang luas sangat bagus menjadi buffer atau benteng pertahanan. Saat itu Bung Karno sudah memperhitungkan berbagai kemungkinan. Misalnya, Jakarta sejak dulu tidak didesain pemerintah Belanda untuk menanggung beban yang begini tinggi.
Palangkaraya dekat dengan perbatasan. Bila Ibukota ditempatkan di wilayah yang dekat dengan perbatasan, maka otomatis daerah perbatasan akan lebih diperhatikan oleh pemerintah pusat.

Palangkaraya memiliki tata ruang bagus yang bagus, dan lahan yang luas. Di samping itu, Palangkaraya pun mempunyai beberapa kelebihan sebagai Ibukota negara, baik dari segi geografis maupun pertahanan.


 5.  Kota Palangkaraya sebagai modal dan model

Wacana pemindahan ibu kota ini sudah terjadi sejak Presiden pertama RI, Soekarno memimpin. Saat itu, dia memimpikan Palangkaraya menjadi ibu kota Negara.

"Jadikanlah Kota Palangkaraya sebagai modal dan model," ujar Soekarno saat pertama kali menancapkan tonggak pembangunan kota ini 17 Juli 1957.
Wacana ini hilang begitu saja. Kemudian, muncul kembali saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat presiden RI di 2013. Lagi-lagi, Palangkaraya menjadi opsi utama perpindahan ibu kota ini.

--KODE IKLAN ADSENSE HASIL PARSE UNTUK TAMPILAN PC--

Baca juga: